Minggu, 27 Maret 2016
Tutorial Routing OSPF
Tutorial Routing OSPF (Open Shortest Path First)
Pengertian OSPF
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai
jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
Karakteristik OSPF
Protokol Routing OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut:
Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki gambaran topologi jaringan.
Menggunakan Hello Packer untuk mengetahui keberadaan router tetangga (neighbor router).
Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan dikirim secara multicast.
Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep area.
Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi metric terbaik.
Tidak memiliki keterbatasan hop count tidak seperti RIP yang hanya bisa menjangkau 15 hop count.
Merupakan classless routing protocol.
Secara default nilai Adminsitrative Distance 110.
Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routing update.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
1. Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.
Kelebihan
tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
Konfigurasi OSPF pada Cisco Packet Tracer
Langkah awal buat jaringan sederhana seperti gambar dibawah,
Langkah kedua,
Pemberian IP Address pada setiap PC yang terhubung,
1. Atur ip address pada ‘ PC1 ‘,
PC 1 -> IP Adress 192.168.4.5 dengan subnet mask 255.255.255.0 gateway 192.168.4.1
2. Atur ip address pada ‘ PC5 ‘
PC 5 -> IP Adress 192.168.5.6 dengan subnet mask 255.255.255.0 gateway 192.168.5.1
3. Atur ip address pada ‘ PC3
PC 3 -> IP Adress 192.168.6.6 dengan subnet mask 255.255.255.0 gateway 192.168.6.1
Langkah Ketiga,
Selanjutnya pemberikan IP Address dan Konfigurasi OSPF pada setiap router .
Contoh sebagai berikut :
Pemberian IP Address Router 'A',
Konfigurasi OSPF Router 'A',
Pemberian IP Address Router 'B',
Konfigurasi OSPF Router 'B',
Pemberian IP Address Router 'C',
Konfigurasi OSPF Router 'C',
Setelah selesai semua nya, coba di ping dari PC0 ke PC1 dan PC2 atau sebaliknya, jika berhasil maka konfigurasi anda SUKSES..
Minggu, 20 Maret 2016
Cara Routing Information Protocol (RIP)
Cara Routing Information Protocol (RIP)
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453).
Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara Kerja RIP
Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung.
Kelebihan & Kekurangan RIP
Kelebihan :
RIP menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan :
Jumlah host Terbatas.
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
Untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop.
Versi
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Konfigurasi RIP
Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
Susunlah Router, Switch, dan PC seperti gambar di bawah. Untuk Router, gunakan Router Generic.
Kemudian, hubungkan PC ke Switch, Switch ke Router, dan Router ke Router. Untuk mempermudah, kita gunakan Automatically Choose Connection Type.
Selanjutnya, Kita tentukan IP pada masing-masing PC:
IP PC0 >> 10.10.10.2 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC1 >> 10.10.10.3 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC2 >> 10.10.10.4 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC3 >> 10.10.10.5 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC4 >> 11.10.10.2 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC5 >> 11.10.10.3 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC6 >> 11.10.10.4 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC7 >> 11.10.10.5 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC8 >> 12.10.10.2 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC9 >> 12.10.10.3 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC10 >> 12.10.10.4 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC11 >> 12.10.10.5 Gateway >> 12.10.10.1
Setelah menentukan IP, kita konfigurasi Router. Ada 3 Router yang akan di konfiurasi, kita beri nama :
a. Router Palembang
b. Router Lampung
c. Router Bengkulu
Sekarang, Klik Router Palembang. akan muncul tampilan seperti ini
Console Router Palembang :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke Router Palembang)
#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Palembang)
#no sh (mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Lampung)
#ip add 192.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 10.10.10.1
#net 192.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Lampung :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Lampung)
#ip add 11.10.10.1 255.255.255.0 (Gateway Lampung)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Palembang)
#ip add 192.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#int se 3/0 (Port menuju ke Router Bengkulu)
#ip add 200.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64
#no sh
#ex
#router rip
#net 11.10.10.1
#net 192.168.10.12
#net 200.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Medan :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Bengkulu)
#ip add 12.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Medan)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (port menuju ke Router Lampung)
#ip add 200.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (band wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 12.10.10.1
#net 200.168.10.12
#ex
#^2 (ctrl+z)
Jika sudah di konfigurasi, maka semua port yang kita hubungkan akan menyala berwarna hijau seperti gambar.
Untuk Memastikan Connection mulai dari Palembang ke Bengkulu, kita Ping seperti gambar di bawah.
Jika hasil ping seperti di atas, itu menunjukkan Routing sukses.
Minggu, 13 Maret 2016
Pengkabelan Pada Jaringan Komputer
Pengkabelan Pada Jaringan Komputer
Nah untuk anda yang sedang bergelut di bidang IT, khususnya bidang Teknik Komputer & Jaringan pastinya anda tahu tentang Pengkabelan. Nah untuk itu kali ini saya akan meng-post tentang Pengkabelan. Disimak ya.
Yang anda butuhkan adalah :
Tank Crimping
Tank Crimping adalah alat untuk memotong kabel UTP dan untuk menjepit ujung konektor,dan ini sangat penting sekali bagi kita yang ingin belajar cara mengcrimping kabel,alat ini bentuknya hampir sama dengan Tank biasa yang sering kita lihat atau temui.
Kabel UTP
Kabel UTP kita gunakan untuk saling menghubungkan jaringan internet dan di dalam kabel UTP ini terdapat 8 helai kabel kecil yang berwarna-warni.
Konektor RJ-45
Konektor adalah alat yang kita pasang pada ujung kabel UTP tujuanya agar kabel dapat kita pasang pada port LAN. Konektor RJ-45 harus dipasangkan pada ujung kabel UTP apabila tidak maka Kabel UTP tidak akan berguna.
LAN Tester
LAN Tester adalah alat untuk menguji hasil crimpingan kabel kita, kalau krimpingan kita salah maka lampu di Cable Tester ini tidak akan menyala dan kalau hasil crimpingan kita sudah benar maka lampu di Cable Tester akan menyala dengan otomatis,jadi alat ini sangat berguna bagi kita untuk mengetahui hasil crimpingan kita.
Perbedaan kabel Straight dan Cross
Kabel Straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Urutan standar kabel straight adalah seperti dibawah ini yaitu sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau kadang-kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A sebagai berikut:
Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :
• Menghubungkan antara Komputer dengan Switch
• Menghubungkan Komputer dengan LAN pada Modem Cable/DSL
• Menghubungkan Router dengan LAN pada Modem Cable/DSL
• Menghubungkan Switch ke Router
• Menghubungkan Hub ke Router
Kabel Crossover merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Gambar dibawah adalah susunan standar kabel cross.
Contoh penggunaan kabel crossover adalah sebagai berikut :
• Menghubungkan 2 buah Komputer secara langsung
• Menghubungkan 2 buah Switch
• Menghubungkan 2 buah Hub
• Menghubungkan Switch dengan Hub
• Menghubungkan Komputer dengan Router
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.
Membuat Kabel Straight UTP
1. Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm.
2. Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar gambar.
3. Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel,
4. Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar dengan posisi sebagai berikut:
Orange Putih pada Pin 1.
Orange pada Pin 2.
Hijau Putih pada Pin 3.
Biru pada Pin 4.
Biru Putih pada Pin 5.
Hijau pada Pin 6.
Coklat Putih pada Pin 7.
Coklat pada Pin 8.
5. Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel. biasanya akan terdengar suara "krik".
Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada ujung yang lain
Langkah terakhir adalah mengecek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan LAN tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada LAN tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.
Membuat Kabel Cross UTP
Membuat kabel cross memiliki langkah yang hampir sama dengan kabel straight, perbedaan hanya terletak pada urutan warna dari kedua ujung kabel. Berbeda dengan kabel straight yang memiliki urutan warna sama di kedua ujung kabel, kabel cross memiliki urutan warna yang berbeda pada kedua ujung kabel.
Ujung Pertama sama dengan kabel straight :
• Orange Putih pada Pin 1.
• Orange pada Pin 2.
• Hijau Putih pada Pin 3.
• Biru pada Pin 4.
• Biru Putih pada Pin 5.
• Hijau pada Pin 6.
• Coklat Putih pada Pin 7.
• Coklat pada Pin 8.
Untuk ujung kabel yang Kedua, susunan warnanya berbeda dengan ujung pertama. Adapun susunan warnanya adalah sebagi berikut:
• Hijau Putih pada Pin 1.
• Hijau pada Pin 2.
• Orange Putih pada Pin 3.
• Biru pada Pin 4.
• Biru Putih pada Pin 5.
• Orange pada Pin 6.
• Coklat Putih pada Pin 7.
• Coklat pada Pin 8.
Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel (warna biru) ikut masuk kedalam konektor.
Langganan:
Postingan (Atom)